MEMBACA ADALAH JENDELA DUNIA MENUJU INDONESIA JAYA

Kunci dari literasi adalah membaca. Ibarat sebuah rumah, kita akan bisa melihat dunia luar dari rumah kita melalui jendela. Sehingga kita tidak menjadi manusia yang terjebak pada sudut pandang diri sendiri.

Implementasi Nilai Perjuangan Serangan Umum 1 Maret 1949

Setiap kejadian sejarah pada bangsa kita selalu memberikan pesan kepada generasi dimasa sekarang. Seharusnya kita mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

MENCIPTAKAN POLA BELAJAR EFEKTIF DARI RUMAH

Kreatifitas guru dituntut untuk menyajikan proses pembelajaran yang menarik dan efektif bagi peserta didik di masa pandemi covid-19. Kondisi pembelajaran online harus bernuansa kebersamaan dalam satu tujuan.

Senin, 22 Juni 2020

HIKMAH PANDEMI CORONA

Pandemi corona atau covid 19 telah membawa dampak besar bagi manuasia di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Dari sekian banyak dampak negatif yang ditimbulkan diantaranya kematian, ketakutan, kehilangan mata  pencaharian, kemacetan ekonomi, terhambatnya proses belajar di duniapendidikan, berhentinya pariwisata, pengangguran dan seterusnya, nampaknya tidak semuanya  harus kita ratapi. Ada banyak hal posistif yang bisa kita maknai jika kita dapat menangkapnya. Salah satunya adalah perkembangan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran online agar siswa bisa tetap belajar serasa tatap muka langsung meskipun harus dilakukan secara online/ virtual. 

Bagaimana guru mampu membangkitkan semangat kepada peserta didik supaya bisa menikmati pembelajaran online, membangun kreatifitasnya, serta membangkitkan produktifitas untuk menciptakan sesuatu yang baru. 

Inilah  salah satu contoh yang bisa disajikan di sini.


Senin, 08 Juni 2020

IKATAN GURU INDONESIA

DIKLAT SAGUSABLOG 

LATAR BELAKANG KEIKUTSERTAAN :

Bapak ibu rekan rekan guru yang saya hormati. Negara kita saat ini sedang dalam situasi sulit menghadapi pendemi Covid 19. Presiden Joko Widodo dengan tegas menghimbau untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah dari rumah. Ini adalah perjuangan seluruh unsur bangsa. Ketika tenaga medis dan para medis berjuang di garda terdepan untuk merawat dan menyembuhkan mereka yang tertular, maka kita juga berjuang melalui proses pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa. 

Salah satu pencegahan penularan virus corona atau covid 19 adalah dengan memutus mata rantai penularannya yaitu dengan menerapkan social distanching. Dalam kondisi seperti ini kemajuan teknologi dan media informasi secara online menjadi bagian dari solusi pelaksanaan pembelajaran yang harus terus berlangsung.Siswa harus terus belajar sepenuhnya sambil tetap bersosialisasi dengan teman sekelas, menonton video berdiskusi dan berpartisipasi aktif pada setiap mata pelajaran. 

Kinerja guru pun dituntut dalam menyiapkan pembelajaran online yang menarik dan membangun keaktifan siswa. Guru harus mampu merancang atau mendesain pembelajaran daring yang efektif, dengan memanfaatkan media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. 

Tidak mudah bagi semua guru untuk melaksanakan pembelajaran daring yang tepat dan efektif, karena tidak semua guru memiliki kemampuan dan semangat perubahan yang sama. Namun tidak usah risau, karena pemerintah tidak tinggal diam. Diklat diklat daring dalam rangka peningkatan kompetensi guru, khususnya dalam pengelolan pembelajaran online, banyak sekali diadakan oleh pemerintah dan lembaga profesi guru maupun dari pihak swasta melalui progamer IT atau lembaga lembaga penyelenggara yang lain. 

Salah satu diklat yang penulis ikuti adalah Diklat online Sagusablog

Alur pendaftaran yang penulis ikuti untuk bisa menjadi peserta kegiatan Sagusablog adalah dengan masuk dulu sebagai anggota IGI (Ikatan Guru Indonesia). Dengan prosedur yang telah penulis ikuti maka jadilah keanggotaan IGI penulis pegang. Rasanya bersyukur sekali karena di sini penulis diberi kesempatan untuk belajar dan berkembang. Juga sebuah kesadaran bahwa kita para guru harus siap berubah dan melakukan perubahan.

Baru kemudian penulis bisa mengikuti langkah langkah agar bisa bergabung dalam kegiatan Sagusablog. Berikut penulis sertakan langkah awal untuk melakukan pendaftaran ke kegiatan Sagusablog.

Nampaknya kita harus selalu bersyukur bahwa di balik dampak negative dari adanya pandemic covid 19 namun ada banyak perubahan baru yang posistif yang terjadi pada kita semuanya. Tepat sekali paparan Prof Suhono Supangkat guru besar ITB pada kegiatan Webinar Guru yang diselenggarakan oleh PB PGRI secara online melalui live streeming bahwa “kita sebenarnya harus berterimakasih kepada keadaan ini karena Covid merupakan leader yang mengifluen kita semua sehingga kita bisa menggunakan teknologi dengan bijaksana”. 


SAGUSABLOG 

Sagusablog (Satu Guru Satu Blog) sebagai salah satu kanal kegiatan Ikatan Guru Indonesia (IGI), organisasi profesional guru yang berdiri secara resmi sejak tahun 2009 melalui SK Kemenkumhan No. AHU-125 AHA 01 06 tahun 2009, kanal kegiatan yang diresmikan di Surabaya 10 Oktober 2016, sampai saat ini telah melatih lebih dari 3000 Guru di Indonesia dan menghasilkan lebih dari 1500 Blog Guru. 

Ada dua tingkaan kelas yang harus penulis lalui untuk dapat menyelesaikan diklat / Workshop online Sagusablog ini. yaitu  Workshop Online Sagusablog Dasar yang dilaksanakan dari tanggal 8 Mei s/d 14 Mei 2020 dan orkshop Online Sagusablog tingkat lanjutan yang berlangsung daritanggal 2 Juni s/d 7 Juni 2020.

Keduanya memiliki model pembelajaran yang sama dimana peserta sudah disediakan paket modul tentnag panduan pembuatan blog dan pernak pernik menghias dan mengembangkannya. Peserta berada di kelas yang dipandu oleh mentor mentor yang handal dan sangat dalam membimbing kami. Dikelas Dasar penulis masuk di kelas H-I sedang pada tingkat lanjutan penulis masuk di kelad 41 R. Jujur tidak mudah menyelesaikan tingkat lanjutan ini namun penulis tetap berusaha untukk memberikan yang terbaik bagi IGI dan Sagusablog ini. 

GAMBARAN KEGIATAN 
  1. Workshop online dasar. 
Kegiatan peserta adalah mempelajari 6 modul yang telah disediakan dalam bentuk PDF disertai          dengan video pendukung yang tentunya makin memperjelas. Dengan penyediaan bahan diklat                tersebut penulis mencoba memahami dengan melaksanakan setiap tugas penyertanya. Adapun            Media Pembelajaran Berbasis Blog kelas Dasar disampaikan dalam 6 (enam) modul. Adapun materinya adalah  sebagai berikut: 
  • Modul 1 : Membuat blog dengan blogger
  • Modul 2 : Mengganti dan mendesain template bawaan blogger
  • Modul 3 : Mendesain Header blog
  • Modul 4 : Mengelola dan Menghias Blog
  • Modul 5 : Membuat dan Mengelola Menu Blog
  • Modul 6 : Membuat dan mengelola soal online di google drive
  yang lebih menarik dan memudahkan lagi adalah bahwa semua materi itu sudah disediakan dalam         satu aplikasi Sagusablog yang bisa diinstal pada media elektronik kita. Aplikasi tersebut memuat 3         layanan yaitu : Modul - Video - Laporan.
  
  2.  Workshop Online Lanjutan
Kegiatan ini menggunakan 8 modul yang secara keseluruhan harus diselesaikan dalam waktu 7 (tujuh) hari .

Penulis berharap dalam kesempatan ini bisa membuat dan memenfaatkan blog untuk kepentingan pengembangan dunia pendidikan. Dengan begitu suara dan ide ide penulis nantinya akan bisa dimplementasikan dalam blog yang kemudian dibaca oleh pembaca melalui media social. Penulis sangat berharap bisa terus mengikuti program lanjutan dari sagusablog ini. 

Akhir dari kegiatan kami semua akan mendapatkan Sertifikat digital (34jam) baik di tingkat Dasar maupun tingkat lanjutan. Sertifikat ini hanya bisa kami terima dengan cara download setelah peserta bisa menunjukan hasil pekerjaan, dan dinyatakan lulus oleh mentor dikelasnya. Namun bukan sekedar sertifikat yang menjadi daya tarik penulis namun ilmu yang disampaikan begitu berharga dan tidak ternilai harganya.

Yang pasti penulis merasa puas atas layanan admin Sagusablog yang sangat membantu kami. Terimakasih atas semua ilmu yang diberikan kepada kami para guru di seluruh Indonesia. Kami akan mengimplementasikan ini dalam dunia pendidikan yang kami geluti. 

Terimakasih Sagusablog...... 

MATERI PEMBELAJARAN 2

Berikut Contoh materi pembelajaran sejarah:


MATERI PEMBELAJARAN 1

Berikut contoh Materi Pembelajaran Sejarah:


RPP KELAS XI

Berikut contoh RPP kelas XI:


RPP KELAS X

Berikut contoh RPP kelas X:


SILABUS

Berikut contoh silabus:


PEMBELAJARAN ONLINE

Berikut contoh dari pembelajaran online:


MENCIPTAKAN POLA BELAJAR EFEKTIF DARI RUMAH

MENCIPTAKAN POLA BELAJAR EFEKTIF DARI RUMAH

(GUNAKAN APLIKASI PEMBELAJARAN DARING YANG TEPAT)

 

        Negara kita saat ini sedang dalam situasi sulit menghadapi pendemi corona atau Covid 19. Presiden Joko Widodo dengan tegas menghimbau untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah dari rumah.  Ini adalah perjuangan seluruh unsur bangsa. Ketika tenaga medis dan para medis berjuang di garda terdepan untuk merawat dan menyembuhkan mereka yang tertular, maka kita juga berjuang melalui proses pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa.  Salah satu solusi yang dilaksanakan adalah dengan melakukan pembelajaran daring (online learning / online classroom).  Guru dituntut untuk mampu merancang atau mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan.


Masih segar dalam ingatan saya pesan atau sambutan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Nadiem Makarim pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2020 hari ini Sabtu 2 Mei 2020, yang penulis ikuti dari chanel you tube Kemendikbud. Catatan penting dari sambutan beliau adalah adanya banyak perubahan dalam  pola belajar peserta didik dari tatap muka langsung menjadi daring. Ini  menjadi tantangan terhadap Kreatifitas guru untuk bisa mengelola pembelajaran semenarik mungkin namun tetap tepat guna (efektif). Pandemi covid 19 ternyata telah menuntut dunia pendidikan kita berinovasi dan berekspresi untuk melakukan berbagai eksperimen. Ini juga membuka kesadaran baru bagi masyarakat bahwa sebenarnya pembelajaran bisa terjadi dimana saja dan keberhasilannya ditentukan oleh kolaborasi efektif dari 3 pihak yaitu sekolah (guru) – siswa – masyarakat ( oang tua).

Dalam pelakasanaannya memang tidak mudah, tapi marilah kita mulai dari aplikasi aplikasi yang sederhana dan sudah sering kita gunakan. Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan Whatsapp Group. Aplikasi whatsaap cocok digunakan bagi pengajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat sederhana dan mudah diakses siswa. Sedangkan bagi pengajar daring yang mempunyai semangat yang lebih, bisa meningkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring. Namun guru harus bisa memilih aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa itu sendiri. Tidak semua aplikasi pembelajaran daring bisa dipakai begitu saja, namun harus dipertimbangkan dengan kebutuhan guru dan siswa, kesesuaian terhadap materi, keterbatasan infrastuktur perangkat seperti jaringan

Penulis sendiri merasa efektif menggunakan aplikasi google classroom karena di situ kita bisa memadukan berbagai aplikasi lain untuk mengelola kelas atau classroom agar lebih menarik dan tidak membosankan siswa. Jangan lupa sisipkan pesan pesan menenangkan dan mendamaikan perasaan mereka.   Ada banyak variasi tugas yang bisa kita berikan namun tidak selalu dalam bentuk latihan soal yang menuntut jawaban yang menyulitkan buat mereka. Dan harus yang diingat bahwa tugas yang mereka kerjakan harus kita pantau dan diberikan apresiasi dalam bentuk penilaian. Karena pembelajaran daring maka kita bisa menggunakan chating personal untuk memberikan pesan khusus kepada yang bersangkutan. Dengan cara ini kedekatan akan terus mereka rasakan dan ini akan memberikan semangat belajar kepada mereka.

Sementara pada saat tertentu tugas kelompok yang mereka kerjakan dipresentasikan dengan menggunakan aplikasi online meeting. Memang diakui bahwa penggunaan zoom cloud meeting paling sering digunakan oleh kami para guru. Di sini guru dan siswa seolah olah hadir dalam satu ruangan bisa berdiskusi dan bertanya jawab memecahlan masalah bersama.

Tentunya teman teman guru memiliki berbagai pola pembelajaran online yang bisa jadi lebih menarik dari saya. Tentunya ini tergantung pada kemampun kita dalam IT. Namun yang perlu dicatat adalah gunakan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa itu sendiri karena tidak semua aplikasi pembelajaran daring bisa dipakai begitu saja, Dengan demikian guru dituntut untuk mampu merancang atau mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajaarkan. Walaupun dengan pembelajaan daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi apa yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan. Banyak guru yang terlalu memaksakan sebuah aplikasi yang ditengarai kekinian dan keren, namun sangat tidak sesuai dengan tujuan awal dari sebuah pembelajaran daring, yaitu untuk mempermudah siswa mendapat pembelajaran atau pendidikan dalam situasi pandemi covid-19 ini. Bukannya malah membantu meringankan beban psikis, namun malah membuat siswa menjadi stres ditambah lagi dengan banyaknya penugasan yang tidak terukur oleh gurunya.

Nah itulah mengapa di lapangan kita sering mendapati keluhan dari siswa maupun orang tuanya yang mengatakan bahwa mereka semakin stress dengan pola pembelajaran daring. Ingat teman teman guru, bahwa meskipun kita tidak hadir secara fisik bersama mereka namun kita harus mampu hadirkan secara psikis di hadapan mereka dan berusaha mengerti apa yang mereka butuhkan.

Dengan demikian, keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran daring pada situasi pandemi covid-19 ini adalah kemampuan guru dalam berkreasi merancang dan meramu materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan materi dan metode. Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi siswanya untuk tetap semangat dalam belajar secara online dan tidak menjadi beban psikis. Yang terpenting dari semua ini, guru harus tetap dan tanpa henti memotivasi siswa dalam pembelajaran.

 

 

 

 

 


Implementasi Nilai Perjuangan Serangan Umum 1 Maret 1949

Implementasi Nilai Perjuangan Serangan Umum 1 Maret 1949

Bagi Bangkitnya Semangat Nasionalisme Pemuda Indonesia

 


Serangan umum 1 maret 1949

MEMBACA ADALAH JENDELA DUNIA MENUJU INDONESIA JAYA

MEMBACA ADALAH JENDELA DUNIA MENUJU INDONESIA JAYA


Belajar membaca

Literasi. Akhir akhir ini kata literasi  begitu sering diucapkan oleh guru dan pelajar pelajar dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah. Apakah arti dan maknanya? Penulis sendiri mengartikan kata literasi dengan budaya membaca dan menulis. Namun sebanarnya banyak sekali definisi literasi, ambil saja salah satu yang mudah untuk dimengertikan yaitu kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis.

Penulis mencoba mendalami dan memaknai literasi dari sudut pandang dunia pendidikan, yaitu sekolah.   Beberapa pertanyaan penulis ajukan kepada peserta didik di sekolah dimana penulis  mengajar. O iya penulis adalah guru mata pelajaran sejarah yang mengajar di SMA Negeri 4 Surakarta, sekolah yang dipandang oleh masyarakat sebagai sekolah favorit. Apa sebenarnya indikator sekolah favorit? Menurut pandangan penulis ukurannya masih dari peringkat hasil ujian nasional, daya serap di perguruan tinggi negeri dan piala piala sebagai bukti banyaknya prestasi dari sekolah tersebut. Nah, dari sekolah inilah penulis mencoba menggali sejauh mana pandangan peserta didik terhadap literasi, dengan keyakinan awal pastilah mereka sudah sangat paham dengan istilah ini karena memang sudah disosialisikan lewat Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Namun nampaknya dugaan penulis tidaklah tepat. Mengapa begitu ? Dari beberapa pertanyaan yang penulis ajukan kepada 20 siswa secara acak tentang apa itu literasi dan Gerakan Literasi Sekolah, belum dapat dijawab dengan baik bahkan masih kelihatan kebingungan dan me reka-reka jawaban. Inilah sebuah kenyataan. Sekolah yang dikatakan favorit pun masih mengalami kendala dalam membudayakan literasi, bagaimana dengan di tempat lain. Inilah pekerjaan besar bagi bangsa kita untuk terus mengupayakan, mengembangkan, membudayakan dan memasyarakatkan literasi karena  begitu pentingnya literasi dalam kehidupan manusia di zaman informasi sekarang ini dalam mewujudkan Indonesia maju dan berkembang. Mengapa demikian?...

“Membaca adalah jendela dunia”. Sering kan kita mendapati kalimat ini ? Kalimat singkat dan sederhana tapi penuh makna. Jauh sebelum Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dikembangkan oleh Menteri Pendidikan Bapak Anis Baswedan melalui Permendikbud No 21/2015, kalimat ini sudah familiar di telinga kita. Di beberapa sudut  yang mudah dibaca seperti di perpustakaan, dinding sekolah, papan baca umum, instansi pemerintah, kantor, dan seterusnya, kita sering mendapatinya, seolah-olah mengingatkan kepada kita seluruh masyarakat betapa pentingnya kebiasaan membaca.   Penulis mengkomunikasikan dengan beberapa peserta didik, dan inilah jawabannya “Apakah kalian sering mendapati kalimat ini?” jawabannya “ya bu.” “Apakah kalian tahu maknanya?” Jawabannya “ya.” “Apakah kalian sudah melaksanakannya?” Jawabannya “proses.” Nah inilah jawaban kuncinya “proses”.

Sebagai seorang muslim penulis mencoba memperkuat perintah membaca ini dari sudut pandang Islam. Perintah membaca dalam Al Qur’an sangat jelas yang tercantum dalam surat Al Alaq. Kata pertama dari surat al Alaq adalah berbunyi Iqra yang artinya bacalah. Bacalah, perintah Allah kepada Muhammad SAW juga termasuk kepada ummatnya adalah diperintahkan untuk membaca. Tetapi, makna dari kata bacalah atau membaca ini tidak hanya sekedar seperti kita hanya membaca buku saja, tetapi memiliki makna yang sangat besar. Allah memerintahkan untuk membaca adalah agar umat manusia benar benar membaca, dalam artian membaca yang sebenarnya. Iqro yang artinya bacalah dimaknai dengan memahami atau fahamilah, juga berarti telitilah,  analisalah, sintesakanlah, bisa juga dengan artian yang lebih luas yaitu temukan teori, temukan ilmu. Maka implikasi dari Iqro, adalah umat Islam itu bisa memproduk sesuatu dengan ilmu atau menciptakan suatu penemuan baru dalam ilmu pengetahuan melalui membaca. Sehingga bisa dikatakan bahwa  membaca dan menulis merupakan kunci kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Apa hubungannya Literasi dengan membaca? Hakikat secara umum dari literasi adalah membaca dan menulis. Namun, seiring berjalannya waktu hakikat literasi kini makin berkembang. Hakikat literasi adalah suatu kemampuan dalam menggunakan informasi tertulis untuk mengembangkan pengetahuan sehingga mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas. Nah, inilah hakikat literasi yang akan membangun bangsa. Mari kita Menengok sejarah bangsa. Kebangkitan nasional Indonesia ditandai dengan lahirnya golongan terpelajar yang membangkitkan bangsa ini melalui membaca dan menulis, sehingga dapat menjadikan bangsa ini jaya dan ditakuti bangsa lain di massanya. Bagaimana mereka mampu memberikan pengaruh dan menggerakkan masa melalui tulisan. Dengan menulis mereka berbicara pada dunia tentang perjuangan, mereka menyampaikan pendapat, mereka mengritik, mereka mengemukakan ide dan gagasan, mereka membentuk opini, mereka menyuarakan hak bahkan mereka memprovokasi untuk terciptanya kemerdekaan.   

Tidak ada salahnya kita belajar dari sejarah. Tokoh tokoh bangsa ini lahir dan besar karena dalam kesehariannya menjadikan membaca sebagai kebutuhan hidup. Wakil presiden pertama Indonesia, yaitu Bung Hatta pernah mengatakan, bahwa beliau siap diasingkan dan dipenjara asalkan bersama buku. DouwesDekker, Soewardi Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo memuat pandangan pandangan politiknya lewat tulisannya di majalah De Express. Berkat tulisan-tulisannya terbentuk kesatuan pandangan mengenai nasionalisme dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Masih banyak tokoh tokoh pendiri bangsa lain yang menggunakan tulisan sebagai alat perjuangan seperti Ir. Soekarno, Dr Sutomo, Tan Malaka, dr Radjiman Widyodiningrat, RA Kartini, dan seterusnya. Bisa jadi mereka semua menganggap membaca sebuah kebutuhan hidup dan dengan membaca itu pula mereka dapat melawan bahkan mengusir penjajah dari negeri ini tanpa menggunakan senjata. Dari membaca itulah, yang mendorong dan memunculkan gagasan-gagasan membangun bangsa.

Maka menurut hemat penulis, kunci awal terlaksananya gerakan literasi adalah dari membaca. Dengan gerakan yang terus menerus kita boleh berharap bahwa bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang gemar membaca buku. Penulis yakin bahwa dengan membaca akan dapat memajukan bangsa, menciptakan harapan, membangun imajinasi dan merancang masa depan. Sasaran utama dan pertama literasi (budaya membaca) ini adalah kaum muda Indonesia, khsususnya para siswa dari tingkat sekolah dasar sampai menengah dan mahasiswa. Hal ini dikarenakan kaum muda lah yang akan segera mewarisi negara ini. Kemajuan dan perkembangan bangsa ini terletak pada kebijakan kaum muda jika kelak menjadi pemimpin di masa depan.

Budaya membaca di sekolah melalui Gerakan LiterasiSekolah (GLS) dimaksudkan untuk membawa warga sekolah lebih cerdas dalam menyambut kedatangan zaman yang semakin informatif. Literasi  bisa mempengaruhi peradaban manusia untuk mempersiapkan insan intelektual, terutama usia sekolah untuk memenangkan persaingan global.  Literasi (membaca)  akan membuka wawasan berfikir dan bisa mengetahui budaya orang lain. Dengan demikian, akan timbul rasa saling menghargai antar satu sama  lain, tidak merasa paling benar sendiri, dan kelak terciptalah perdamaian dunia. Jika perdamaian tercipta maka tidak akan menghamabat pembangunan dan kemajuan bangsa.

Siapa yang berperan dalam Gerakan Literasi Sekolah ?... Harus dipahami bahwa literasi tidak hanya sekedar berbasis pada kemampuan (skill) namun juga sesuatu yang diterapkan (applied),  dan merupakan hal yang dikondisikan atau disituasikan  (situated) sehingga nantinya bisa membudaya atau menginternalisasi atau menjadi sebuah kebiasaan. Untuk itu  Gerakan Literasi Sekolah  harus bersifat partisipatif artinya dengan melibatkan peran serta seluruh komponen pendidikan, dari mulai warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pertanyaannya, apakah literasi yang selama ini kita mengerti dan pahami sebenarnya sudah kontekstual dan cukup bermanfaat bagi pembangunan sosial masyarakat luas? Anak anak jaman sekarang yang kita menyebutnya jaman now dihadapkan dengan era digitalisasi. Berbicara tentang literasi pada jaman now akan semakin kompleks bila dikaitkan dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat. Miliaran informasi dari berbagai belahan dunia dapat mudah diakses setiap hari. Padahal tidak semua informasi itu bermanfaat, banyak di antaranya yang tidak konstruktif atau bahkan berbahaya bagi pembangunan keadaban. Dalam konteks itu perlu dikembangkan literasi digital yang mengedepankan keutamaan-keutamaan hidup bersama. Dalam deklarasi UNESCO  menyebutkan bahwa literasi informasi terkait pula dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan, dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan hidup dan kemajuan jaman.


SENJATA PELINDUNG DIRI DARI CORONA

LINDUNGI DIRI KALIAN DENGAN VIRUS CORONA MENGGUNAKAN FACE SHIELD!



HASIL DARI SOAL DRIVE


SOAL ONLINE

SOAL ONLINE TEORI DAN PROSES MASUKNYA ISLAM

Silahkan kerjakan soal-soal dibawah ini dengan memberi tanda silang pada salah satu jawaban yang paling benar !

RPP KELAS XI

Berikut contoh RPP kelas XI: